Thursday, March 06, 2014

Falling slowly.


Mungkin kerana memangnya manusia ini diciptakan dengan sifat tergesa-gesa, kita jadi hilang arah saat menerima kejatuhan. Saat kita tidak lagi bintang yang dipandang. Saat kita bukan lagi purnama yang dipuja.

Tapi,
duhai kalau anak adam itu pandai menjengah awan, dia bakal faham tidak semua jatuh itu ngeri. Adakalanya jatuh itulah penawar sebagaimana jatuhnya hujan saat kemarau mengeringkan hati. Jatuhnya salji saat sejuk menggigit sanubari. Jatuhnya bebunga sakura dilirih angin pedih. Jatuhnya mentari di kaki langit merah sepi.

Merenung percik air hujan di tanah, saya jadi tanya ada apa ya hujan, kau terlalu pemurah. Sakit kau kaubiarkan demi menjengah kami sang perindu sekaligus pendosa. Pendosa yang selalu meminta indah, sedang selalu berbuat rosak.

Yang selalu memenung pada alam pasti tahu,
sakit dan indah adalah dua yang berbeza tetapi mengambil jalan yang satu.




1 comment:

tepianmuara said...

Tulisan bes, lagu pun bes.